TEMPO.CO, Jakarta – Suhu panas Apa yang dirasakan belakangan ini membenarkan tren peningkatan suhu udara yang terjadi di Indonesia. Data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu rata-rata bulanan di negara tersebut telah menyimpang secara signifikan dari nilai rata-rata klimatologi
Berdasarkan analisis 115 stasiun pengamatan BMKG seluruh Indonesia, rata-rata suhu udara pada Maret 2024 sebesar 27,43 derajat Celcius. Bandingkan dengan suhu udara normal bulan Maret periode 1991-2020 di Indonesia yang sebesar 26,63 derajat.
Tren yang sama terjadi sejak Januari tahun lalu. Suhu udara rata-rata pada Januari 2024 sebesar 27,2 derajat Celcius, sedangkan rata-rata klimatologi sebesar 26,4. Juga pada Februari lalu suhunya 27,4 derajat Celcius dibandingkan rata-rata klimatologi 26,4 derajat.
Kembali ke rata-rata suhu udara bulan Maret 2024, data 115 stasiun pengamatan BMKG juga menunjukkan anomali positif sebesar 0,8 derajat dibandingkan rata-rata suhu udara bulan Maret sejak tahun 1981. Anomali positif berarti lebih tinggi dari rata-rata klimatologi, yakni naik suhu panas atau hangat.
Tren anomali positif pun nampaknya semakin meningkat. Anomali suhu udara Indonesia pada Maret 2024 merupakan nilai anomali tertinggi kedua selama periode pengamatan sejak tahun 1981, demikian data BMKG yang diungkapkan Kepala Pusat Meteorologi Umum Andri Ramdhani pada Jumat, 3 Mei 2024.
Secara umum rata-rata anomali suhu udara per stasiun pengamatan pada bulan Maret 2024 menunjukkan nilai anomali positif. Anomali maksimum tercatat di stasiun cuaca Gusti Syamsir Alam – Kabupaten Kotabaru (2,1 derajat Celcius), sedangkan anomali minimum tercatat di stasiun cuaca Karel Sadsuitubun – Maluku Tenggara (0 derajat Celcius).
Periklanan
Rata-rata anomali suhu udara pada bulan Maret 2024 dibandingkan bulan sebelumnya (Februari 2024) berdasarkan 160 stasiun pengamatan BMKG di Indonesia juga menunjukkan nilai yang secara umum positif. Kenaikan suhu terbesar tercatat di stasiun cuaca Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh (0,9 derajat), sedangkan penurunan suhu terbesar tercatat di stasiun cuaca Umbu Mehang Kunda – Sumba Timur (-1,4 derajat).
Andri menjelaskan, tren anomali positif suhu udara di Indonesia berdampak pada perubahan pola karakteristik iklim itu sendiri. Misalnya, musim hujan yang semakin bergeser dan intensitas serta frekuensi cuaca ekstrem yang semakin meningkat.
“Intinya adalah perubahan iklim itu nyata perlahan-lahan “Tapi kalau tidak diantisipasi, dampaknya bisa tidak terkendali,” kata Andri lagi.
Pilihan Editor: Gelombang panas melanda India Filipina, berikut luasan, penyebab dan durasinya
Quoted From Many Source